Created (c) by Yandi Mulyadi ( Mafia Cyber Sitez )

Tausiyah Romo Kyai Maimun Zubair

Selasa, 23 Juli 20130 komentar

Jika matahari terbit dari timur , maka mataharinya para santri ini terbit dari Sarang. Pribadi yang santun  serta rendah hati lahir pada hari Kamis, 28 Oktober 1928. Beliau adalah putra pertama dari K. Zubair seorang kyai yang tersohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat. Ibundanya adalah putri dari kyai ahmad bin syuaib ulama’ yang kharismatik yang teguh memegang pendirian. Mbah Mun, begitu orang biasa memanggilnya.

Ngalap barokah, itulah yang sering dilakukan seantero Nusantara dari Sabang Sampai merauke. Untuk itu, kami tergugah dan mendorong niat kami untuk nyuwun tausiyah kepada beliau yang diharapkan para santri sekarang dapat mengambil langkah yang terbaik seperti beliau.

Mulai dari ruang lingkup seorang santri yang mana santri menurut beliau adalah sekumpulan orang yang menetap di pesantren salaf. Pesantren tersebut berkewajiban untuk menyampaikan pelajaran-pelajaran yang menurut beliau minimal adalah dari kitab Sullam,Safinah, dan Aqidatul Awwam. Intinya yang berkaitan dengan mu’taqod syari’at.

Mbah mun ngendikan bahwa seorang santri harus dapat memahami kitab dan Al-Qur’an. Yang menjadi ciri khas dari sebuah pesantren adalah kebahasaannya. Yakni harus menguasai bahasa arab. Dari segi pemahaman Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang sesuai dengan makhroj dan sifatnya. Dari segi pemahaman kitab yang dimaksudkan adalah dengan mengikuti jejak pesantren salaf. Dimulai dari kitab turast, yakni kitab karangan-karangan ulama’ terdahulu.

Sejak dari perkembangan Islam sampai sekarang kitab-kitab yang diajarkan dipesantren harus ada kaitannya, mulai dari pengarang, kelanjutan sanad tidak boleh putus dari istilah kesalafan. Maka dari itu, santri harus dapat mendalami ilmu yang diwariskan dari pendahulu-pendahulu. Baik secara tafshil 100% penuh, maupun ijmal. Setidaknya terdapat tetesan ajaran Islam yang perlu dipertahankan sampai sekarang. Karena itu, perlu adanya hubungan dengan menginterferensikan antara pesntren salaf dengan pesantren kholaf. Akan tetapi, keduanya tidak harus dimenangkan, yang dimenangkan atau dipointkan adalah menurut kemampuan yang dimiliki oleh para santri. Laa yukallifullahu nafsan illaa wus’ahaa. Yang diartikan Allah tidak mentaklif kepada umat Islam kecuali pada batas kemampuan diri mereka masing-masing. Semua itu tidak lepas, bahwa Allahlah yang mengatur masing-masing.

sekarang ini, seoarang santri haruslah mengetahui bagaimana background seorang santri yang dahulu, dan mengetahui perkembangan yang sekarang. Pada dasarnya seseorang memiliki maqom / tempat yang layak untuk berkiprah. Tiap-tiap maqom tersebut didalamnya haruslah terdapat dua fase. Fase pertama dengan menanam, kemudian fase kedua dengan menciptakan sebagai buah karya dari penanaman tersebut. Yang dimaksudkan dengan menanam adalah menanam ilmu sebanyak-sebanyaknya yang kemudian digunakan untuk mengamalkan apa yang telah didapat.

………………………………………………..

Pesan mbah mun untuk para santri : “yang saya merasa gembira atas hal ini yang patut diketahui oleh para santri adalah prestasinya. Tingkatkan prestasi yang dapat memperjuangkan yang terdahulu dan dapat memberi faedah. “

Ditulis Oleh : Lathoiful Minan

Sobat sedang membaca artikel tentang Tausiyah Romo Kyai Maimun Zubair yang diposting di Motivasi Islami pada hari Selasa, 23 Juli 2013.

Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.

Jika Sobat suka, silahkan copy / paste dan bagikan, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya. Oke?...

Semoga bermanfaat. Amin...

:: Motivasi Islami ::

Share this article :
Print Friendly and PDF
0 Comments
Tweets
Komentar

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2010 - 2013. Motivasi Islami - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Diotak-atik oleh Lathoiful Minan | Proudly powered by Blogger