Created (c) by Yandi Mulyadi ( Mafia Cyber Sitez )

Belajar filsafah dari dunia Semut

Selasa, 14 Februari 20120 komentar

Anda mungkin pernah mendengar kisah Iskandar Al-Maqduni, atau yang biasa disebut Alexander Agung ketika berada di medan perang. Ketika itu, ia berpikir keras memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam waktu sengggangnya, ia melihat seekor semut yang berusaha mendorong sebutir biji gandum. Iskandar Al-Maqduni terus memperhatikan strategi dan bagaimana cara semut itu bergerak naik ke atas. Karena beban semut itu terlalu berat, maka ia pun terjatuh. Namun ia terus bangkit lagi dan terus berusaha berkali-kali naik sambil mengangkat sebutir gandum itu, hingga akhirnya semut itu berhasil naik ke atas membawa apa yang ia dapatkan.
Secara tidak langsung semut kecil, makhluk yang lemah itu telah memberikan pelajaran yang cukup berharga untuk seeorang pemimpin dan komandan perang ini. Semenjak kejadian itu, Iskandar Al-Maqdumi pantang menyerah dan terus berjuang, sehingga berhasil mendapatkan kemenangan yang gemilang. Bagaimana dengan kita, mengapa kita tidak mau mengambil pelajaran dan hikmah dari semut? Sekalipun makhluk yang satu ini begitu kecil, tetapi banyak filsafat hidup yang bisa kita pelajari dan menjadi sumber inspirasi. Berikut beberapa falsafah hidup semut:

Falsafah Pertama:
Semut tidak pernah pasrah dengan keadaan. Jika semut tekurung di suatu tempat atau ada yang mencoba menghalang jalannya, maka ia akan berusaha keluar dari kurungan dan rintangan itu dengan cara memanjat, melintas dari bawah atau dari samping. Jika semua jalan tertutup, ia akan terus bergerak dan mencari jalan lain.
Karena itu, jangan pernah menyerah dan pasrah pada keadaan! Carilah jalan lain agar Anda sampai pada tujuan yang Anda inginkan!

Falsafah Kedua:
Semut selalu berpikir agar bisa mempertahankan hidupnya sepanjang musim panas di masa yang akan datang.
Karena itu, sangat picik pemikiran kita, jika kita berpikir bahwa musim panas akan berlangsung selamanya. Di waktu musim dingin, semut sudah mengumpulkan makanannya yang didapat pada pertengahan musim panas. Ini sama seperti kata orang bijak, “Janganlah membangun rumah di atas pasir di musim panas!” Kita harus berpikir ke depan, dan memperkirakan bagaimana jika badai dan hujan datang di musim hujan. Maka, perhatikan dan jangan lupa keadaan tanah yang kering dan keras, sewaktu Anda sedang menikmati panasnya cahaya matahari dan bebatuan.

Falsafah Ketiga dan Keempat: (Silahkan baca di buku BELAJAR DARI AYAT-AYAT ALLAH YANG TERSIRAT, hal. 186-187)

Sumber

Ditulis Oleh : Lathoiful Minan

Sobat sedang membaca artikel tentang Belajar filsafah dari dunia Semut yang diposting di Motivasi Islami pada hari Selasa, 14 Februari 2012.

Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.

Jika Sobat suka, silahkan copy / paste dan bagikan, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya. Oke?...

Semoga bermanfaat. Amin...

:: Motivasi Islami ::

Share this article :
Print Friendly and PDF
0 Comments
Tweets
Komentar

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2010 - 2013. Motivasi Islami - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Diotak-atik oleh Lathoiful Minan | Proudly powered by Blogger