Ada seorang tukang air (versi jawa : Tukang ngangsu) memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan.
Salah satu dari tempayan itu ada yang retak, sedangkan tempayan satunya lagi masih utuh. Tempayan utuh selalu merasa bangga karena dapat membawa air dengan penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Sedangkan tempayan retak itu terus menerus sedih karena hanya dapat membawa air setengah penuh saja.
Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun lamanya. Jadi si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air saja ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia berikan.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, si tempayan retak berkata
kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya”
“Mengapa?... mengapa kamu malu ?...” tanya si tukang air.
Tempayan retak menjawab, ”Selama dua tahun ini saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Karena cacatku itulah saya telah membuatmu rugi.”
Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya ia menjawab,” Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan yang kita lalui setiap hari.”
Allah sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud yang lain, yang tentu saja tak kalan indahnya, jadi kamu yang tegar ya?….
Ternyata benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak melihat ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan yang mereka lalui, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah tumpah. Si tempayan retak itu kembali meminta maaf kepada si tukang air atas kekurangannya itu.
Si tukang air menatap dan berkata kepada tempayan retak itu dengan penuh iba, “Apakah tadi kamu tidak memperhatikan ada bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu?... tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu ?...Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air itu, tanpa kamu ketahui kamu telah mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , kemungkinan besar majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Sahabat MI…
Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan . Kita semua adalah ibarat si tempayan
retak, namun jika kita mau menyadari, Allah akan tetap menggunakan kekurangan kita untuk maksud yang lain, yang tentu saja bermanfaat juga buat orang lain. Karena dalam pandangan Allah yang Maha Bijaksana, di dunia ini tak ada hal yang diciptakanNya terbuang percuma, Jadi tak perlu takut dan minder akan kekurangan kita.
Ketahuilah dalam kelemahan itu, kita menemukan kekuatan kita untuk tetap semangat.
Jadi tetaplah semangat sahabat… dan semoga artikel-artikel Motivasi Islami ini benar-benar penuh Motivasi dan manfaat.
Amin…
Salah satu dari tempayan itu ada yang retak, sedangkan tempayan satunya lagi masih utuh. Tempayan utuh selalu merasa bangga karena dapat membawa air dengan penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Sedangkan tempayan retak itu terus menerus sedih karena hanya dapat membawa air setengah penuh saja.
Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun lamanya. Jadi si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air saja ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia berikan.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, si tempayan retak berkata
kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya”
“Mengapa?... mengapa kamu malu ?...” tanya si tukang air.
Tempayan retak menjawab, ”Selama dua tahun ini saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Karena cacatku itulah saya telah membuatmu rugi.”
Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya ia menjawab,” Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan yang kita lalui setiap hari.”
Allah sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud yang lain, yang tentu saja tak kalan indahnya, jadi kamu yang tegar ya?….
Ternyata benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak melihat ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan yang mereka lalui, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah tumpah. Si tempayan retak itu kembali meminta maaf kepada si tukang air atas kekurangannya itu.
Si tukang air menatap dan berkata kepada tempayan retak itu dengan penuh iba, “Apakah tadi kamu tidak memperhatikan ada bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu?... tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu ?...Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air itu, tanpa kamu ketahui kamu telah mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , kemungkinan besar majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Sahabat MI…
Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan . Kita semua adalah ibarat si tempayan
retak, namun jika kita mau menyadari, Allah akan tetap menggunakan kekurangan kita untuk maksud yang lain, yang tentu saja bermanfaat juga buat orang lain. Karena dalam pandangan Allah yang Maha Bijaksana, di dunia ini tak ada hal yang diciptakanNya terbuang percuma, Jadi tak perlu takut dan minder akan kekurangan kita.
Ketahuilah dalam kelemahan itu, kita menemukan kekuatan kita untuk tetap semangat.
Jadi tetaplah semangat sahabat… dan semoga artikel-artikel Motivasi Islami ini benar-benar penuh Motivasi dan manfaat.
Amin…
Ditulis Oleh : Lathoiful Minan
Sobat sedang membaca artikel tentang yang diposting di Motivasi Islami pada hari Kamis, 25 Juli 2013.
Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika Sobat suka, silahkan copy / paste dan bagikan, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya. Oke?...
Semoga bermanfaat. Amin...